Helsinki – Finlandia menjadi salah satu negara dengan tarif pajak tertinggi di dunia, di mana beban pajak progresif bisa mencapai 60 persen bagi sebagian warganya. Namun, alih-alih dianggap sebagai beban, sistem ini justru mendukung predikat Finlandia sebagai negara paling bahagia di dunia selama delapan tahun berturut-turut berdasarkan World Happiness Report.
Fakta ini tentu mengejutkan bagi sebagian besar masyarakat di negara lain. Di banyak tempat, pajak tinggi kerap dipandang sebagai sesuatu yang memberatkan. Namun, di Finlandia, warga justru percaya bahwa apa yang mereka bayarkan sebanding dengan manfaat yang kembali ke mereka. Persepsi ini menciptakan iklim sosial yang unik sekaligus menjadi fondasi kebahagiaan masyarakat.
Kepercayaan masyarakat Finlandia terhadap sistem perpajakan didasari pada hasil nyata yang bisa dirasakan langsung. Pajak tidak sekadar angka di slip gaji, tetapi menjadi sumber kesejahteraan bersama. Pendidikan gratis dan layanan kesehatan universal menjadi dua pilar utama yang membentuk kualitas hidup warga.
Profesor hukum dan pajak dari Aalto University, Timo Viherkenttä, menegaskan bahwa konsensus di masyarakat terkait pajak tinggi sudah lama terbentuk. “Program sosial yang didanai negara membantu meningkatkan kesehatan, kebahagiaan, dan kualitas hidup, dan tersedia bagi semua orang tanpa memandang status ekonomi,” ujarnya.
Sistem pendidikan Finlandia yang ditopang oleh dana publik dikenal sebagai salah satu yang terbaik di dunia. Hampir semua jenjang, dari dasar hingga universitas, dibiayai negara. Hal serupa berlaku untuk layanan kesehatan yang merata, di mana hampir seluruh kebutuhan dasar ditanggung oleh pemerintah, sehingga seluruh lapisan masyarakat dapat mengakses fasilitas medis tanpa hambatan biaya.
Selain itu, pajak juga menopang program jaminan sosial seperti pensiun yang layak. Inilah yang membuat warga Finlandia melihat pajak bukan sebagai kewajiban yang memaksa, melainkan bentuk investasi sosial untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.
Kondisi ini berbanding terbalik dengan negara-negara yang menghadapi masalah korupsi dan lemahnya jaminan sosial. Di tempat-tempat seperti itu, masyarakat cenderung enggan membayar pajak karena tidak percaya dana mereka akan dikelola secara transparan.
Finlandia membuktikan bahwa dengan tata kelola yang bersih, transparan, dan pelayanan publik yang merata, kebahagiaan masyarakat dapat tercapai. Pajak yang tinggi justru menjadi fondasi kesejahteraan, bukan penghalang.