Beijing — Zhong Huijuan, pendiri dan CEO Hansoh Pharmaceutical Group, kini tercatat sebagai wanita terkaya mandiri di Tiongkok dengan kekayaan mencapai US$19,7 miliar. Lonjakan ini terjadi setelah saham perusahaan melonjak 70% sepanjang 2025, didorong oleh pipeline obat baru dan kerja sama dengan perusahaan farmasi global.
Pada Oktober lalu, Hansoh menandatangani kesepakatan lisensi senilai US$1,5 miliar dengan Roche untuk pengembangan obat kanker usus besar. Kesepakatan ini mencakup pembayaran awal US$80 juta serta potensi milestone hingga US$1,45 miliar, ditambah royalti dari penjualan di masa depan.
Sejak 2020, Hansoh telah menandatangani enam kesepakatan lisensi, lima di antaranya dengan perusahaan besar seperti GSK, Merck, dan Regeneron untuk pengembangan obat kanker dan obesitas. Perusahaan juga mencatat kinerja keuangan solid, dengan penjualan semester pertama 2025 naik 14% menjadi 7,4 miliar yuan (US$1 miliar) dan laba bersih naik 15% menjadi 3,1 miliar yuan.
Zhong, mantan guru kimia, mendirikan Hansoh pada 1995 dan membawa perusahaan go public di Hong Kong pada 2019. Ia dikenal sebagai sosok tangguh yang membangun bisnis dari nol, bersama dukungan investor Cen Junda. Suaminya, Sun Piaoyang, memimpin Jiangsu Hengrui Pharmaceuticals secara terpisah, sementara putrinya Sun Yuan menjabat direktur riset dan pengembangan di Hansoh.
Kebangkitan Hansoh mencerminkan transformasi Tiongkok dari produsen obat generik menjadi kekuatan biotek global. Laporan Morgan Stanley memperkirakan penjualan obat asal Tiongkok bisa mencapai US$34 miliar pada 2030 dan melonjak enam kali lipat menjadi US$220 miliar pada 2040.



