Harta Karun Bawah Laut Indonesia Bernilai Lebih dari Rp200 Triliun, Jadi Incaran Dunia

Jakarta — Perairan Indonesia dikenal menyimpan kekayaan bersejarah bernilai tinggi, terutama dari muatan kapal karam yang telah berabad-abad berada di dasar laut. Potensi ini menjadikan wilayah maritim Indonesia sebagai incaran pemburu harta karun dari berbagai belahan dunia.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat pada 2021 bahwa potensi ekonomi dari Benda Muatan Kapal Tenggelam (BMKT) di Indonesia sangat besar. Berdasarkan perhitungan Asosiasi Perusahaan Pengangkatan dan Pemanfaatan BMKT Indonesia, nilainya mencapai US$12,7 miliar atau setara Rp206 triliun dengan kurs per 16 Juli 2025.

Secara ekonomi, setiap lokasi BMKT diperkirakan bernilai antara US$80 ribu hingga US$18 juta. Jika dimanfaatkan untuk pariwisata, potensi pendapatannya mencapai US$800 hingga US$126 ribu per bulan per lokasi. Saat ini terdapat 464 titik kapal tenggelam di perairan Indonesia, yang sebagian besar menyimpan emas, perak, keramik, dan artefak berharga lainnya.

Seruan agar harta karun ini dikelola sepenuhnya oleh pemerintah kembali mencuat. Mantan Menteri KKP Susi Pudjiastuti meminta agar pengangkatan BMKT dilakukan secara mandiri tanpa campur tangan asing, mengingat banyaknya kehilangan benda bersejarah yang seharusnya menjadi milik bangsa.

Sejarah mencatat, nusantara pernah menjadi pusat perdagangan internasional, dengan kapal-kapal dari berbagai negara singgah membawa muatan bernilai tinggi. Namun, praktik penjarahan ilegal telah berlangsung lama. Pada 2023, KKP menangkap tiga kapal ikan Indonesia yang diduga menjarah barang kapal tenggelam peninggalan abad ke-10 hingga ke-13.

Kasus serupa pernah terjadi pada 1986, ketika pemburu harta karun Michael Hatcher menemukan kapal VOC Geldermalsen di perairan Riau dan mengambil ratusan emas batangan serta puluhan ribu porselen Tiongkok secara ilegal. Penemuan besar lainnya terjadi pada 1990 di perairan Cirebon, yang memuat lebih dari 250 ribu keping keramik, emas, dan batu mulia dari abad ke-10.

Pada 1998, di dekat Pulau Belitung, ditemukan kapal dhow Arab abad ke-9 yang membawa keramik Dinasti Tang, emas, dan perak. Temuan ini menguatkan posisi penting Indonesia di jalur sutra maritim kuno, sekaligus mempertegas bahwa laut nusantara menyimpan warisan sejarah bernilai ekonomi luar biasa.

Subscribe to My Newsletter

Subscribe to my weekly newsletter. I don’t send any spam email ever!