Kemenaker Tingkatkan Persiapan Tenaga Magang Indonesia untuk Menghadapi Persaingan Global di Jepang

Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) Indonesia terus berupaya meningkatkan kualitas tenaga magang yang dikirim ke Jepang, dengan fokus pada pembekalan yang lebih matang, agar para pemagang Indonesia dapat berkompetisi lebih baik di pasar tenaga kerja internasional. Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (Binalavotas) Kemenaker, Agung Nur Rohmat, menyampaikan bahwa untuk tahun 2025 dan seterusnya, pemerintah akan lebih memperhatikan kualitas pelatihan bahasa Jepang dan keterampilan teknis yang dibutuhkan di industri Jepang. Hal ini disampaikan Agung pada pembukaan rapat kerja Asosiasi Penyelenggara Pemagangan Luar Negeri (AP2LN) 2024 yang digelar di Jakarta, Senin (9/12).

Agung menjelaskan bahwa salah satu aspek yang perlu diperbaiki adalah penguasaan bahasa Jepang. Program pelatihan bahasa yang sebelumnya hanya berlangsung kurang dari tiga bulan, kini diupayakan untuk lebih dari empat bulan. Peningkatan durasi pelatihan ini bertujuan agar calon pemagang dapat lebih fasih dalam berkomunikasi, baik di tempat kerja maupun dalam kehidupan sehari-hari di Jepang. Dengan kemampuan bahasa yang lebih baik, diharapkan pemagang Indonesia dapat menghindari kesalahpahaman dan lebih cepat beradaptasi dengan budaya kerja Jepang yang sangat disiplin dan terstruktur.

Selain itu, Agung juga menekankan pentingnya pembekalan keterampilan teknis yang lebih mendalam, terutama bagi calon pemagang yang akan bekerja di sektor-sektor yang membutuhkan keahlian khusus. Kemenaker berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pelatihan vokasi dengan bekerja sama dengan berbagai lembaga pelatihan di seluruh Indonesia. Langkah ini penting, mengingat industri Jepang dikenal sangat maju dan teknologinya yang tinggi, sehingga pemagang Indonesia harus siap menghadapi tantangan tersebut.

Meskipun pemagang Indonesia di Jepang sudah dikenal dengan karakteristiknya yang ramah, disiplin, dan ulet, yang menjadi nilai tambah, hal ini tidak cukup untuk memastikan kesuksesan mereka. Agung mengatakan bahwa kualitas teknis dan bahasa yang memadai akan semakin membuka peluang bagi tenaga magang Indonesia untuk mendapatkan tempat yang lebih baik di perusahaan-perusahaan Jepang. Sebagai bukti kepercayaan terhadap kualitas tenaga magang Indonesia, pihak Jepang setiap tahunnya membuka kuota hingga 90.000 orang untuk pemagang asal Indonesia.

Program magang ini memberikan kesempatan bagi lulusan SMA sederajat untuk bekerja dan memperoleh pengalaman langsung di Jepang selama tiga tahun. Selain mendapatkan pelatihan dan pengalaman, pemagang Indonesia juga akan mendapatkan uang saku minimal 100.000 Yen atau sekitar Rp10 juta per bulan. Setelah selesai masa magang, mereka memiliki pilihan untuk kembali ke Indonesia atau melanjutkan karier mereka di Jepang dengan status pekerja migran Indonesia (PMI).

Ketua Umum AP2LN, Firman Budiyanto, turut memberikan pendapatnya tentang pentingnya kualitas pelatihan bagi para pemagang Indonesia. Ia menyebutkan bahwa untuk bisa berhasil dalam program magang di Jepang, calon pemagang tidak hanya dituntut menguasai bahasa, tetapi juga memiliki keterampilan di bidang yang akan mereka tekuni. Dalam rangka memperkuat keterampilan teknis, AP2LN bekerja sama dengan Balai Latihan Kerja (BLK) untuk memberikan pelatihan yang lebih intensif kepada calon pemagang.

Untuk memastikan kualitas pemagangan tetap terjaga, AP2LN juga melakukan pemantauan terhadap para pemagang yang sudah berangkat ke Jepang. Pemantauan ini bertujuan untuk mencegah adanya masalah yang dapat mengganggu kelancaran program magang dan memastikan bahwa hak-hak para pemagang Indonesia tetap terlindungi. Dengan upaya-upaya tersebut, diharapkan pemagang Indonesia bisa mendapatkan pengalaman yang bermanfaat dan dapat memperbaiki kesejahteraan mereka setelah kembali ke Tanah Air atau melanjutkan karier di Jepang.

Dengan semakin matangnya persiapan dan peningkatan kualitas pelatihan ini, Indonesia berharap dapat mencetak tenaga magang yang lebih berkualitas dan siap bersaing di pasar global, khususnya di Jepang, yang memiliki standar tinggi dalam berbagai bidang pekerjaan.

Subscribe to My Newsletter

Subscribe to my weekly newsletter. I don’t send any spam email ever!