drg. Lim Me Ty, Direktur RSUD Oksibil: Mengabdi di Ujung Timur Demi Kesehatan Papua

Papua — Tak banyak dokter muda yang memilih pedalaman sebagai ladang pengabdiannya. Namun, drg. Lim Me Ty, MKM, Sp.PM, justru menemukan panggilan hidupnya di Pegunungan Bintang, Papua. Sejak 2009, ia konsisten melayani masyarakat di wilayah terpencil, hingga kini menjabat sebagai Direktur RSUD Oksibil.

Keputusan untuk hijrah ke pedalaman bukan tanpa pertimbangan. Lulus dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti, Lim menjalani praktik koas di Jakarta. Namun, pengalaman spiritual membawanya untuk memilih jalur yang tidak umum: menjadi PNS di Papua. “Saya merasa perlu keluar dari zona nyaman,” tuturnya.

Awalnya, ia ditugaskan di PKM plus Oksibil, fasilitas kesehatan yang saat itu belum resmi menjadi rumah sakit. Perjuangannya membuahkan hasil: RSUD Oksibil kini terakreditasi Bintang 4, sebuah loncatan besar dari status sebelumnya. “Keberhasilan ini hasil kerja kolektif, bukan saya sendiri,” kata Lim merendah.

Tantangan bukan hanya soal infrastruktur. Sebagai direktur baru, ia sempat menghadapi intimidasi, penyebaran isu hoaks, hingga kekerasan. Tapi Lim tetap tegar. “Saya bekerja karena panggilan, bukan kepentingan pribadi,” ujarnya. Ia percaya perlindungan hukum negara turut mendukung langkahnya.

Selain membenahi sistem internal, Lim aktif menjalin kolaborasi dengan TNI, Polri, BUMD, dan berbagai mitra daerah. Di tahun 2024, ia menargetkan RSUD Oksibil naik kelas menjadi rumah sakit tipe C dan menerapkan sistem BLUD agar lebih mandiri dalam keuangan. Semua itu sejalan dengan arahan program nasional dari Kemenkes.

Lim juga berharap ada kebijakan yang lebih mendukung distribusi tenaga kesehatan ke daerah terpencil. “Mobilitas dan insentif harus ditingkatkan agar lebih banyak SDM mau mengabdi ke pelosok,” ujarnya.

Sebagai sosok perempuan yang menembus batas geografis dan struktural, drg. Lim Me Ty memberi pesan penting bagi generasi muda: jangan takut mengambil jalan sunyi demi kebaikan bersama. “Hidup jangan hanya jadi abu-abu. Kalau bisa berdampak, kenapa tidak?” pungkasnya.

Subscribe to My Newsletter

Subscribe to my weekly newsletter. I don’t send any spam email ever!