Jakarta — Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menghadiri panggilan Presiden Prabowo Subianto di Kompleks Kepresidenan Jakarta pada Kamis (31/10) sore, untuk membahas peluang investasi besar-besaran di sektor sapi perah guna mendukung ketahanan pangan nasional. Dalam pertemuan ini, Mentan melaporkan kemajuan penting yang telah dicapai dalam upaya memfasilitasi kemudahan impor sapi perah, sejalan dengan kebutuhan meningkatkan kemandirian susu dalam negeri. Salah satu fokus utama pembicaraan adalah rencana investasi oleh perusahaan ternama asal Vietnam, yang dijadwalkan akan dimulai pada 2025.
Mentan menjelaskan bahwa salah satu perusahaan besar Vietnam, TH Group, menunjukkan minat tinggi untuk mengembangkan peternakan sapi perah berskala besar di Indonesia. Mentan menyatakan bahwa pemerintah saat ini berupaya memberikan berbagai kemudahan proses investasi agar para investor internasional tertarik untuk menanamkan modal di sektor peternakan Indonesia. Mentan menyebutkan bahwa ini adalah bagian dari komitmen pemerintah untuk mencapai swasembada daging dan susu nasional melalui impor sapi indukan, yang juga bertujuan membuka jalan bagi berbagai peluang ekonomi bagi pelaku bisnis lokal. Program ini juga berhubungan erat dengan program makan bergizi gratis yang menjadi agenda prioritas pemerintah.
Sebagai langkah nyata, pemerintah telah mempersiapkan tiga kawasan potensial sebagai lokasi peternakan sapi perah yang baru, meliputi Sulawesi Tengah, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan. Mentan menuturkan bahwa tim kementerian bersama TH Group telah melakukan survei lapangan di Poso, Sulawesi Tengah, di mana terdapat lahan seluas 12 ribu hektare yang telah dipersiapkan. Selain itu, Sulawesi Selatan memiliki area sebesar 30 ribu hektare, sementara Kalimantan Tengah menyumbang hingga 50 ribu hektare. Wilayah-wilayah ini dianggap ideal untuk peternakan sapi perah karena kelimpahan lahan serta dukungan iklim yang baik untuk produktivitas ternak.
TH Group, perusahaan asal Vietnam yang memimpin rencana investasi ini, adalah pemimpin di bidang peternakan dan telah memiliki pengalaman panjang dalam industri tersebut. Mereka tidak hanya akan mendirikan peternakan sapi perah, tetapi juga berencana membangun ekosistem yang lengkap untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak berkualitas, produksi susu, serta penyediaan layanan distribusi dan pengolahan. Selain itu, TH Group juga akan berperan dalam transfer teknologi dan pelatihan kepada peternak lokal, yang akan membantu meningkatkan kapasitas serta daya saing sektor peternakan nasional.
Kerja sama investasi ini merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman (MoU) antara Indonesia dan Vietnam yang telah ditandatangani pada 19 Mei lalu. Mentan menegaskan bahwa pengadaan sapi indukan ini sangat penting untuk mempercepat target swasembada susu nasional. Menurutnya, jika mengandalkan sapi yang ada saat ini, akan dibutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai target tersebut. Rencana mendatangkan 250 ribu ekor sapi dari Vietnam menjadi solusi tepat yang diyakini akan membawa dampak positif bagi seluruh rantai pasokan susu di Indonesia.
“Dengan jumlah sapi yang signifikan ini, kami optimistis bahwa kebutuhan susu nasional akan tercukupi dalam waktu lebih singkat. Ini bukan sekadar investasi, tetapi langkah besar dalam memperkuat ketahanan pangan kita,” ucap Mentan penuh antusias. Upaya ini diharapkan akan membawa manfaat ekonomi yang luas bagi masyarakat sekitar, terutama dalam menciptakan lapangan pekerjaan baru dan meningkatkan taraf hidup peternak lokal.
Presiden dan Mentan sama-sama berharap bahwa masuknya investasi dari TH Group akan mendorong terwujudnya swasembada susu dan daging di Indonesia, serta meningkatkan kualitas gizi masyarakat. Langkah ini adalah wujud nyata komitmen pemerintah untuk menciptakan iklim investasi yang menarik bagi investor asing, sekaligus memperkuat perekonomian nasional.