Jakarta – Kemudahan hidup di era digital semakin terasa dari belanja online hingga hiburan yang tersedia dalam genggaman. Namun di balik semua itu, muncul risiko baru: gaya hidup konsumtif dan budaya pamer yang makin masif di media sosial. Di sinilah frugal living — atau hidup hemat dan sadar — menjadi pilihan gaya hidup yang justru semakin relevan.
Berikut lima alasan mengapa frugal living cocok diterapkan di zaman digital seperti sekarang:
1. Godaan konsumtif dari iklan digital semakin personal
Dengan algoritma yang canggih, iklan digital kini menyasar kebiasaan dan minat pribadi pengguna. Seseorang bisa dengan mudah tergoda untuk membeli sesuatu hanya karena terus-menerus melihat iklannya. Frugal living membantu kita membangun daya tahan dengan berpikir lebih kritis dan tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan belanja.
2. Perbandingan harga lebih mudah diakses
Era digital memberikan kemudahan dalam mencari informasi. Cukup beberapa klik, kita bisa membandingkan harga, membaca ulasan produk, dan mencari alternatif yang lebih hemat. Ini selaras dengan prinsip frugal living yang menekankan pentingnya riset sebelum membeli.
3. Banyak sumber belajar gratis
Dari tutorial YouTube, kelas online gratis, hingga e-book dan resep rumahan — semua bisa diakses tanpa biaya besar. Frugal living memanfaatkan sumber-sumber ini untuk belajar keterampilan baru, memasak sendiri, atau memperbaiki barang yang rusak, sehingga tidak perlu selalu membeli hal baru.
4. Media sosial mendorong gaya hidup pamer yang melelahkan
Di tengah budaya “harus terlihat sukses” di media sosial, banyak orang merasa tertekan untuk mengikuti standar hidup tertentu. Frugal living justru hadir sebagai bentuk ketenangan dan kesadaran diri. Gaya hidup ini mengajak kita fokus pada kebutuhan dan nilai yang lebih penting daripada penampilan luar.
5. Aplikasi dan platform pendukung semakin banyak
Kini, ada banyak aplikasi keuangan yang membantu mengatur pengeluaran, platform jual beli barang bekas, hingga komunitas daring yang berbagi tips hemat. Teknologi bisa dimanfaatkan untuk mendukung gaya hidup hemat yang konsisten dan terarah.
Frugal living bukan berarti pelit, tapi bijak dalam menggunakan uang dan sumber daya. Di tengah derasnya arus digital, gaya hidup ini menjadi penyeimbang agar kita tidak hanyut dalam tekanan konsumsi yang terus meningkat.