Kuala Lumpur – Dua perusahaan asal Malaysia, Soft Space dan Versa, berhasil menorehkan prestasi dengan masuk dalam daftar Forbes Asia 100 to Watch 2025. Daftar ini menyoroti perusahaan rintisan dan skala kecil yang menunjukkan potensi pertumbuhan tinggi di kawasan Asia Pasifik.
Forbes mencatat sebanyak 16 negara dan wilayah terwakili dalam daftar tahun ini. India memimpin dengan 18 perusahaan, diikuti Singapura dan Jepang masing-masing 14 perusahaan. China menempati posisi berikutnya dengan sembilan perusahaan, sedangkan Indonesia dan Korea Selatan sama-sama menyumbang delapan. Australia melengkapi daftar dengan tujuh perusahaan.
Soft Space, yang berdiri sejak 2012 di bawah kepemimpinan CEO Joel Tay, dikenal dengan teknologi pembayaran tanpa kontak. Produk andalannya, SoftPOS, memungkinkan pedagang menerima pembayaran hanya dengan menggunakan ponsel pintar tanpa perlu perangkat keras tambahan. Perusahaan ini juga menyediakan layanan e-wallet, pembayaran kode QR, serta sistem deteksi penipuan dan analitik waktu nyata.
Tahun lalu, Soft Space menjalin aliansi dengan GMO Financial Gate dari Jepang untuk menghadirkan teknologi SoftPOS di pasar Jepang. Langkah strategis ini memperluas jangkauan global perusahaan. Pada 2023, Soft Space sukses meraih pendanaan seri B1 sebesar US$31,5 juta yang dipimpin oleh Southern Capital Group dari Singapura.
Versa, didirikan pada 2021 oleh Teoh Wei-Xiang, berfokus pada layanan pengelolaan kekayaan digital. Platformnya memungkinkan masyarakat Malaysia berinvestasi pada dana konvensional maupun syariah, memantau tabungan, hingga mengakses fitur perencanaan pensiun. Versa menjadi pionir sebagai platform e-service pertama yang memperoleh lisensi dari Securities Commission pada 2021. Saat ini, perusahaan mengklaim memiliki lebih dari 300.000 pengguna aktif.
Pada Maret tahun ini, Versa berhasil mengamankan pendanaan seri A sebesar RM30 juta yang dipimpin oleh AHAM Asset Management. Dukungan modal tersebut memperkuat ekspansi layanan sekaligus mempertegas posisinya sebagai pemain penting di industri fintech Malaysia.
Menurut Forbes, tren pendanaan modal ventura di kawasan ini mulai menunjukkan pemulihan setelah sempat turun ke titik terendah dalam 10 tahun pada 2024. Laporan KPMG terbaru juga mengungkapkan bahwa India, Jepang, dan Singapura menjadi negara tujuan utama bagi aliran modal berisiko, sejalan dengan peningkatan minat investor pada sektor bioteknologi, teknologi ruang angkasa, dan teknologi hijau.
Dengan keberhasilan Soft Space dan Versa masuk daftar bergengsi ini, Malaysia menunjukkan kapasitas inovasi yang terus berkembang. Kehadiran mereka tidak hanya mengukuhkan posisi dalam ekosistem startup regional, tetapi juga mempertegas peran penting Asia Tenggara dalam lanskap inovasi global.



