Supermoon November 2025: Bulan Terlihat Lebih Besar dan Lebih Terang di Langit Malam

Jakarta — Langit malam November 2025 kembali memukau dengan hadirnya fenomena supermoon. Peristiwa ini terjadi ketika Bulan penuh bertepatan dengan posisi terdekatnya dari Bumi dalam orbit elips, yang disebut perigee. Hasilnya, Bulan tampak lebih besar dan lebih terang dibandingkan biasanya, memberikan tontonan alam yang menakjubkan bagi masyarakat di berbagai belahan dunia.

Supermoon bukanlah fenomena langka, melainkan bagian dari siklus orbit Bulan yang oval. Jarak Bulan dari Bumi bervariasi antara sekitar 360.000 km hingga 400.000 km. Saat berada di perigee, cahaya Matahari yang memantul dari permukaan Bulan terlihat lebih intens, membuat piringan Bulan mendominasi langit malam.

Istilah “supermoon” pertama kali diperkenalkan oleh astrolog Richard Nolle pada 1979, namun kini telah digunakan secara luas oleh astronom profesional maupun amatir. Secara ilmiah, fenomena ini dikenal sebagai perigee-syzygy moon, yaitu saat Matahari, Bumi, dan Bulan berada dalam satu garis lurus.

Selain keindahan visualnya, supermoon juga memengaruhi pasang surut laut. Gelombang pasang menjadi lebih tinggi dan surut lebih rendah, meski dampaknya berbeda-beda tergantung kondisi geografis dan siklus Bulan di tiap wilayah.

November ini, supermoon diperkirakan menjadi yang paling dekat sepanjang tahun, sehingga pengamat langit memiliki kesempatan langka untuk menyaksikan Bulan dengan ukuran dan cahaya maksimal.

Bagi pecinta astronomi maupun masyarakat umum, fenomena ini menjadi pengingat akan dinamika kosmik yang terus berlangsung di atas kepala kita. Supermoon bukan hanya sekadar tontonan, tetapi juga bukti keteraturan alam semesta yang memengaruhi kehidupan di Bumi.

Subscribe to My Newsletter

Subscribe to my weekly newsletter. I don’t send any spam email ever!