Mengoptimalkan Sumber Daya Migas untuk Swasembada Energi Nasional

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Indonesia terus bergerak menuju kemandirian energi melalui upaya intensif di sektor hulu minyak dan gas bumi (migas). Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memainkan peran penting dalam mendukung program swasembada energi yang dicanangkan pemerintah. Dengan target ambisius produksi minyak mencapai 1 juta barel per hari (BOPD) dan produksi gas bumi sebesar 12 miliar kaki kubik (BCF) pada tahun 2030, SKK Migas berfokus pada berbagai strategi untuk mendorong peningkatan lifting migas.

Indah Permatasari, Kepala Departemen Hubungan Kelembagaan SKK Migas, menegaskan bahwa eksplorasi dan eksploitasi sumur migas harus dilakukan secara agresif untuk mencapai target tersebut. Dalam kegiatan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) Angkatan IV Media Indonesia di Jakarta, Indah menjelaskan bahwa potensi migas Indonesia sangat besar, dengan 128 cekungan hidrokarbon yang tersebar di berbagai wilayah. Dari jumlah tersebut, baru 20 cekungan yang telah berproduksi. Sebagian lainnya, seperti 19 cekungan yang menunjukkan indikasi hidrokarbon dan 68 cekungan yang belum dieksplorasi, menawarkan peluang signifikan untuk meningkatkan kapasitas produksi migas nasional.

Tahun lalu, dua penemuan besar cadangan gas di perairan Indonesia memberikan optimisme baru bagi sektor migas. Perusahaan Italia, Eni, menemukan cadangan gas hingga 5 triliun kaki kubik (TCF) di sumur eksplorasi Geng North-1, lepas pantai Kalimantan Timur. Penemuan lain dilakukan oleh Mubadala Energy dari Abu Dhabi di sumur Layaran-1 dengan cadangan gas mencapai 6 TCF. Indah menekankan bahwa penemuan ini tidak hanya menjadi pencapaian besar bagi industri hulu migas, tetapi juga mampu menarik minat investor global untuk menanamkan modal di Indonesia. Dukungan investasi ini menjadi elemen penting dalam menciptakan stabilitas jangka panjang di sektor energi.

SKK Migas juga mencatat keberhasilan dalam mengoperasikan beberapa proyek strategis. Hingga akhir 2024, dari target 15 proyek, 12 proyek telah beroperasi, dengan total belanja modal mencapai USD 277,4 juta. Proyek-proyek ini berkontribusi pada kapasitas produksi sebesar 46.837 barel minyak per hari dan 351 juta kaki kubik gas per hari. Selain itu, empat Proyek Strategis Nasional (PSN) sedang dikembangkan untuk memperkuat infrastruktur migas. Di antaranya adalah proyek kilang LNG Tangguh Train 3 di Teluk Bintuni, Papua Barat, yang dioperasikan oleh BP Berau Ltd., serta Lapangan Gas Asap Merah Kido di Papua Barat yang memiliki potensi sumber daya gas sebesar 330 mmscfd.

Lapangan Abadi di Blok Masela, Tanimbar, Maluku, juga menjadi salah satu proyek penting yang dikembangkan, bersama dengan proyek Geng North di perairan Kutai, Kalimantan Timur. Proyek-proyek ini diharapkan dapat memberikan dampak signifikan terhadap ketahanan energi nasional. SKK Migas berkomitmen untuk melaksanakan pengembangan dengan menerapkan praktik terbaik, baik dari segi teknologi, efisiensi biaya, maupun keberlanjutan lingkungan.

Dalam menghadapi tantangan global, SKK Migas percaya bahwa kerja sama antara pemerintah, kontraktor, dan investor akan menjadi kunci untuk memastikan Indonesia tidak hanya mencapai swasembada energi, tetapi juga memperkuat posisinya sebagai pemain utama dalam industri energi dunia.

Subscribe to My Newsletter

Subscribe to my weekly newsletter. I don’t send any spam email ever!