PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) memproyeksikan lonjakan jumlah penumpang yang signifikan pada musim liburan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru). Berdasarkan prediksi terbaru, perusahaan memperkirakan jumlah penumpang kapal feri mencapai 3,1 juta orang. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 4,1% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya, di mana jumlah penumpang tercatat mencapai 2,6 juta. Proyeksi ini menandakan permintaan yang terus meningkat terhadap layanan transportasi penyeberangan, terutama pada periode libur panjang seperti Nataru.
Direktur Utama ASDP, Heru Widodo, dalam konferensi pers yang berlangsung di Gedung ASDP, Jakarta, pada Selasa (17/12), menyatakan bahwa peningkatan jumlah penumpang ini juga diikuti oleh kenaikan jumlah perjalanan atau trip kapal feri. ASDP memproyeksikan sebanyak 14.975 perjalanan akan dilakukan selama periode Nataru, meningkat 14,3% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencatat 13.105 perjalanan. Kenaikan ini didorong oleh tingginya permintaan penyeberangan, terutama di jalur utama seperti Pelabuhan Bakauheni-Merak, yang menjadi salah satu jalur paling sibuk selama musim liburan.
Selain jumlah penumpang, Heru Widodo juga mengungkapkan adanya peningkatan signifikan dalam jumlah kendaraan yang melintas di pelabuhan utama. Pada periode ini, jumlah kendaraan yang diperkirakan melintasi Pelabuhan Bakauheni-Merak mencapai hampir 800 ribu unit. Angka ini mencerminkan kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi untuk menggunakan kendaraan pribadi sebagai sarana transportasi selama liburan.
Puncak pergerakan penumpang diperkirakan akan terjadi pada 22 hingga 23 Desember 2024 untuk libur Natal, sementara untuk libur Tahun Baru 2025, puncaknya diprediksi jatuh pada 30 dan 31 Desember. Adapun arus balik diperkirakan memuncak pada 1 dan 2 Januari 2025. Menyikapi proyeksi ini, ASDP telah mempersiapkan berbagai langkah strategis untuk memastikan kelancaran operasional, termasuk peningkatan kapasitas infrastruktur pelabuhan.
Pada tahun ini, kapasitas parkir kendaraan kecil di Pelabuhan Merak ditingkatkan dari 5.526 unit menjadi 6.026 unit. Di Pelabuhan Ketapang, kapasitas juga meningkat dari 1.570 unit menjadi 1.670 unit. Penambahan kapasitas ini dilakukan sebagai bagian dari upaya ASDP untuk mengakomodasi lonjakan kendaraan yang diperkirakan akan melintas selama masa liburan. Tidak hanya itu, ASDP juga bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mengoptimalkan manajemen lalu lintas di sekitar pelabuhan melalui implementasi sistem penundaan kendaraan atau delaying system.
Sistem ini diterapkan di sejumlah titik strategis untuk mengurangi potensi penumpukan kendaraan di pelabuhan. Di arah Pelabuhan Merak, misalnya, kendaraan diarahkan untuk berhenti sementara di rest area KM43, KM68, dan Munic Cikuasa Atas. Untuk arah Pelabuhan Bakauheni, sistem serupa diterapkan di rest area KM163B, KM87B, KM49B, dan KM20B. Sementara itu, kendaraan yang menuju Pelabuhan Ketapang diarahkan ke Terminal Sritanjung, Dermaga Bulusan, dan Grand Watudodol. Untuk arah Pelabuhan Gilimanuk, sistem penundaan diberlakukan di Terminal Kargo, Terminal Bus Gilimanuk, dan UPPKB Cekik.
Direktur Operasi dan Transformasi ASDP, Rio Theodore Natalianto Lasse, menegaskan bahwa langkah-langkah ini dirancang untuk memastikan kelancaran arus lalu lintas dan kenyamanan pengguna jasa. Selain itu, ASDP juga terus meningkatkan kualitas layanan melalui penambahan fasilitas pendukung di pelabuhan, optimalisasi jadwal keberangkatan kapal, serta penerapan sistem digitalisasi untuk mempermudah proses pemesanan tiket.
Dalam menghadapi lonjakan jumlah penumpang dan kendaraan, ASDP menunjukkan komitmen kuat untuk memberikan layanan terbaik kepada masyarakat. Sebagai salah satu operator penyeberangan terbesar di Indonesia, ASDP berperan penting dalam mendukung mobilitas masyarakat selama musim liburan, memastikan pengalaman perjalanan yang aman, nyaman, dan efisien bagi seluruh pengguna jasa.