Jakarta — Forbes merilis daftar 10 mata uang terkuat dunia tahun 2025, menempatkan Dinar Kuwait (KWD) di posisi teratas. Nilai tinggi KWD didorong oleh cadangan minyak besar, pengelolaan fiskal ketat, serta dukungan sovereign wealth fund. Posisi ini menegaskan peran Kuwait sebagai salah satu pusat energi global, meski bagi wisatawan biaya hidup di negara tersebut terasa lebih mahal.
Di posisi kedua, Dinar Bahrain (BHD) bertumpu pada sektor jasa keuangan dan perbankan lepas pantai. Omani Rial (OMR) menyusul dengan stabilitas ekonomi dan lokasi strategis di jalur perdagangan maritim. Jordanian Dinar (JOD) tetap kuat meski sumber daya terbatas, berkat kebijakan moneter hati‑hati yang menjaga kepercayaan investor.
Di luar Timur Tengah, Pound Sterling (GBP) dan Swiss Franc (CHF) mempertahankan status premium. London sebagai pusat keuangan global memberi dukungan bagi Pound, sementara Franc dikenal sebagai safe‑haven currency dengan stabilitas politik dan sistem perbankan kokoh. Kedua mata uang ini sering dijadikan acuan oleh investor saat terjadi gejolak pasar.
Euro (EUR) mencerminkan kekuatan kolektif 20 negara anggota Uni Eropa, menjadikannya salah satu mata uang paling berpengaruh dalam perdagangan internasional. Dolar AS (USD) meski berada di posisi terbawah daftar tetap menjadi mata uang cadangan utama dunia, memengaruhi harga komoditas dan transaksi lintas negara.
Daftar ini menunjukkan bahwa kekuatan mata uang tidak hanya ditentukan oleh nilai tukar, tetapi juga oleh stabilitas politik, kesehatan ekonomi, dan pengaruh global negara pemiliknya. Mata uang kuat memberi keuntungan dalam perdagangan internasional, namun juga membuat biaya hidup lebih tinggi bagi wisatawan dan ekspatriat.
Bagi Indonesia dan negara berkembang lain, daftar ini menjadi pengingat penting: stabilitas fiskal, diversifikasi ekonomi, dan kepercayaan investor adalah kunci untuk memperkuat posisi mata uang di pasar global.
