Jakarta, Indonesia – Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) merilis daftar negara penghasil minyak kelapa sawit (CPO) terbesar di dunia untuk periode 2024/2025. Indonesia menempati peringkat pertama dengan produksi mencapai 46 juta ton, setara 58 persen dari total produksi global.
Dengan kapasitas sebesar itu, Indonesia bukan hanya menjadi produsen utama, tetapi juga eksportir CPO terbesar dunia. Data USDA mencatat Indonesia berhasil menguasai lebih dari 55 persen pangsa pasar ekspor minyak sawit global.
Daftar Negara Penghasil Sawit Terbesar 2024/2025 (versi USDA):
- Indonesia – 46 juta ton (58%)
- Malaysia – 19,4 juta ton (25%)
- Thailand – 3,33 juta ton (4%)
- Kolombia – 1,9 juta ton (2%)
- Nigeria – 1,5 juta ton (2%)
- Guatemala – 990 ribu ton (1%)
- Papua Nugini – 830 ribu ton (1%)
- Brasil – 600 ribu ton (0,76%)
- Pantai Gading – 600 ribu ton (0,76%)
- Honduras – 595 ribu ton (0,75%)
Selain sebagai penopang ekspor, industri kelapa sawit juga memiliki dampak besar terhadap perekonomian nasional. Berdasarkan data Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP), luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia mencapai sekitar 16,8 juta hektare dengan total produksi tahunan lebih dari 50 juta ton.
Menurut laporan Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI) pada 2024, perkebunan sawit tersebar di 26 provinsi dan lebih dari 200 kabupaten/kota. Hampir seluruh provinsi di Sumatra dan Kalimantan menjadi pusat produksi utama, disusul sebagian wilayah di Jawa, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
Provinsi dengan Perkebunan Sawit Terluas di Indonesia (BPS 2024):
- Riau: 3,49 juta hektare
- Kalimantan Tengah: 2,03 juta hektare
- Sumatera Utara: 2,01 juta hektare
- Kalimantan Barat: 1,82 juta hektare
- Sumatera Selatan: 1,40 juta hektare
- Kalimantan Timur: 1,32 juta hektare
- Jambi: 1,19 juta hektare
- Kalimantan Selatan: 497,2 ribu hektare
- Aceh: 487,5 ribu hektare
- Sumatera Barat: 379,6 ribu hektare
Di level lokal, perkebunan sawit menjadi sumber pendapatan utama bagi jutaan petani maupun pekerja perkebunan. Tak hanya itu, sektor ini turut menggerakkan perekonomian daerah, terbukti dari data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang menunjukkan daerah sentra sawit tumbuh lebih cepat dibandingkan wilayah non-sawit.
Dengan posisi dominannya, Indonesia masih memegang kendali atas industri sawit dunia. Namun, tantangan tetap hadir, terutama terkait isu lingkungan, keberlanjutan, dan diversifikasi produk turunan sawit agar tetap kompetitif di pasar global.