Jakarta — Bank Indonesia (BI) menyiapkan 12 program strategis untuk tahun 2026 yang mayoritas diarahkan mendukung penguatan ekonomi nasional. Program ini mencakup stabilitas moneter, penguatan sistem pembayaran, serta dukungan terhadap sektor riil dan inklusi keuangan.
Deputi Gubernur BI, Juda Agung, menjelaskan bahwa program strategis tersebut merupakan bagian dari visi BI dalam menghadapi dinamika global dan menjaga ketahanan ekonomi domestik. Menurutnya, langkah ini penting untuk memastikan pertumbuhan ekonomi tetap berkelanjutan di tengah tantangan geopolitik dan digitalisasi.
Salah satu fokus utama adalah penguatan sistem pembayaran nasional. BI menargetkan perluasan penggunaan QRIS, peningkatan keamanan transaksi digital, serta integrasi sistem pembayaran lintas negara. Hal ini diharapkan mampu memperkuat daya saing Indonesia dalam ekonomi digital regional.
Selain itu, BI juga menekankan pentingnya stabilitas moneter melalui kebijakan suku bunga yang adaptif dan pengelolaan nilai tukar yang terukur. Program ini dirancang untuk menjaga inflasi tetap terkendali sekaligus mendukung iklim investasi yang sehat.
Program strategis lainnya mencakup dukungan terhadap sektor riil, termasuk pembiayaan UMKM, pengembangan ekonomi hijau, serta peningkatan literasi keuangan masyarakat. BI menilai bahwa inklusi keuangan menjadi kunci dalam memperluas akses masyarakat terhadap layanan perbankan dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih merata.
Secara keseluruhan, 12 program strategis BI 2026 mencerminkan komitmen lembaga ini untuk menjadi katalis pembangunan ekonomi nasional. Dengan pendekatan yang terintegrasi antara kebijakan moneter, sistem pembayaran, dan dukungan sektor riil, BI berharap dapat memperkuat fondasi ekonomi Indonesia menghadapi tantangan global.



