Gita Wirjawan: Indonesia Harus Lebih Terbuka terhadap Tenaga Kerja Asing untuk Meningkatkan Produktivitas dan Daya Saing Global

Gita Wirjawan, mantan Menteri Perdagangan Republik Indonesia, sekali lagi menyerukan perlunya reformasi kebijakan yang lebih terbuka untuk menyambut tenaga kerja asing demi meningkatkan produktivitas nasional yang saat ini masih jauh tertinggal dibandingkan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara. Dalam pernyataannya, Gita menyoroti kesenjangan besar dalam produktivitas per kapita antara Indonesia dan negara tetangga, terutama Singapura. Menurutnya, produktivitas per kapita Indonesia saat ini hanya berada di angka US$25.000 per tahun, jauh tertinggal dari Singapura yang mencapai US$211.000 per tahun.

“Kita harus berani membuka diri. Negara-negara yang lebih produktif seperti Singapura telah menunjukkan bahwa keterbukaan terhadap tenaga kerja asing dapat membawa dampak positif yang signifikan bagi inovasi dan produktivitas. Jika kita terus menutup diri, kita akan semakin sulit bersaing di panggung global,” tegas Gita dalam forum tersebut.

Menangkap Peluang dalam Tantangan Global

Dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompetitif, Gita mengingatkan bahwa Indonesia tidak boleh terlena dengan kekuatan demografisnya semata. Meskipun Indonesia memiliki populasi yang besar, Gita mengingatkan bahwa tanpa peningkatan kualitas dan produktivitas, potensi demografis tersebut tidak akan maksimal. “Kita sedang menuju Indonesia Emas 2045, tetapi untuk mencapai itu, kita harus memastikan bahwa kita memiliki tenaga kerja yang kompetitif dan produktif,” ujarnya.

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Indonesia, menurut Gita, adalah kurangnya tenaga kerja dengan keterampilan yang dibutuhkan di sektor-sektor kunci seperti teknologi, kesehatan, dan manufaktur. Untuk mengatasi hal ini, Gita menyarankan agar Indonesia lebih agresif dalam meningkatkan keterampilan tenaga kerja melalui pendidikan berkualitas dan program pelatihan yang relevan dengan kebutuhan industri modern.

Pentingnya Pendidikan dan Bahasa Inggris sebagai Alat Kompetitif

Selain keterampilan teknis, Gita juga menekankan pentingnya penguasaan bahasa Inggris sebagai salah satu faktor kunci untuk meningkatkan daya saing tenaga kerja Indonesia di pasar internasional. Ia mencatat bahwa negara-negara seperti Filipina telah menunjukkan bagaimana penguasaan bahasa Inggris dapat meningkatkan peluang kerja di luar negeri dan menghasilkan devisa yang signifikan. Filipina, meskipun mengirimkan tenaga kerja dalam jumlah yang lebih kecil dibandingkan Indonesia, mampu menghasilkan remitansi hingga US$80 miliar hingga US$100 miliar per tahun, jauh melampaui Indonesia yang hanya mencapai US$15 miliar hingga US$20 miliar per tahun.

Dalam acara konferensi pers #NextMillionJobs yang diadakan oleh Jobstreet, Gita menekankan bahwa kemampuan bahasa Inggris yang baik dapat membuka peluang lebih luas bagi tenaga kerja Indonesia untuk berkiprah di pasar global dan meningkatkan daya saing bangsa di kancah internasional.

Tantangan Produktivitas di Tengah Keterbatasan

Berdasarkan data terbaru dari Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) tahun 2022, produktivitas tenaga kerja Indonesia tercatat hanya sebesar US$13,1 per jam, menempatkan Indonesia di peringkat ke-107 dari 185 negara di dunia. Bandingkan dengan negara-negara seperti Luksemburg yang mencapai produktivitas sebesar US$128,1 per jam dan Singapura sebesar US$73,7 per jam, menunjukkan betapa jauh Indonesia harus mengejar ketertinggalan.

Gita menegaskan bahwa angka-angka ini menjadi cerminan dari urgensi untuk mengambil langkah strategis dalam meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja Indonesia. Ia percaya bahwa dengan keterbukaan terhadap tenaga kerja asing dan fokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia, Indonesia dapat bersaing di pasar global dan mencapai target ambisius Indonesia Emas 2045.

Subscribe to My Newsletter

Subscribe to my weekly newsletter. I don’t send any spam email ever!