Stephen Hawking: Alam Semesta Tidak Diciptakan Tuhan, Ini Penjelasannya

Jakarta – Stephen Hawking kembali membuat pernyataan kontroversial. Dalam buku terbarunya yang berjudul The Grand Design, fisikawan asal Inggris itu menyebut bahwa Tuhan tidak menciptakan alam semesta. Buku tersebut ia tulis bersama Leonard Mlodinow, fisikawan dari Amerika Serikat, dan dijadwalkan akan beredar pekan depan.

Menurut Hawking, keberadaan hukum fisika seperti gravitasi memungkinkan alam semesta muncul dengan sendirinya dari ketiadaan. “Penciptaan yang spontan adalah alasan adanya sesuatu, itulah mengapa alam semesta ada dan kita ada,” tulisnya dalam buku tersebut.

Pernyataan ini menjadi pembalikan dari pandangannya dalam buku sebelumnya, A Brief History of Time, yang sempat melambungkan namanya di dunia sains. Dalam buku itu, Hawking masih mengakui kemungkinan peran Tuhan dalam menciptakan hukum-hukum fisika.

Kini, melalui bantuan sintesis suara komputer yang ia gunakan, Hawking menegaskan bahwa alam semesta tidak memerlukan Tuhan untuk berjalan. Ia menyebut bahwa segala sesuatu di alam semesta dapat terjadi secara spontan.

Hawking juga menyinggung penemuan planet pada tahun 1992 yang mengorbit bintang di luar tata surya sebagai bukti pendukung. Penemuan itu menurutnya menguatkan teori bahwa bumi bukanlah satu-satunya tempat kehidupan bisa berkembang.

Lebih lanjut, ia mengkritisi pandangan Isaac Newton yang menyebut alam semesta diciptakan oleh Tuhan. “Matahari dan kombinasi antara jarak matahari-bumi serta massa cahaya adalah bukti lemah untuk menyatakan bahwa bumi didesain demi kenyamanan manusia,” ujarnya.

Pernyataan ini tentu memantik diskusi di berbagai kalangan, baik di dunia sains maupun keagamaan. Namun bagi Hawking, pemahaman baru tentang alam semesta justru memperluas wawasan manusia tentang asal-usul eksistensi.

Subscribe to My Newsletter

Subscribe to my weekly newsletter. I don’t send any spam email ever!