Bangkok, Thailand – Kendati pertumbuhan ekonomi Thailand melambat akibat ketegangan perdagangan dan ketidakpastian politik, kekayaan gabungan 50 orang terkaya negara itu melonjak 11% menjadi USD 170,5 miliar. Keluarga Yoovidhya, pemilik Red Bull, mempertahankan posisi puncak dengan lonjakan kekayaan terbesar, yakni USD 8,5 miliar dalam setahun terakhir.
Kekayaan keluarga Red Bull kini mencapai rekor tertinggi USD 44,5 miliar. Pendapatan tahunan perusahaan minuman energi global itu meningkat menjadi EUR 11,2 miliar (sekitar USD 12,9 miliar) dengan penjualan hampir 13 miliar kaleng secara global sepanjang 2024.
Di posisi kedua masih ada saudara Chearavanont dari grup Charoen Pokphand. Kekayaan mereka naik 23% menjadi USD 35,7 miliar. Grup ini terus memperluas investasinya di infrastruktur digital, termasuk menggandeng BlackRock untuk membangun pusat data senilai USD 1 miliar. Unit fintech mereka, Ascend Money, juga telah mendapat izin mendirikan bank virtual.
Sementara itu, taipan energi dan telekomunikasi Sarath Ratanavadi naik dua peringkat ke posisi ketiga dengan kekayaan USD 12 miliar. Ia mencetak kenaikan berkat penggabungan Gulf Energy Development dan Intouch Holdings yang kemudian melantai di bursa sebagai Gulf Development pada April lalu.
Charoen Sirivadhanabhakdi dari sektor minuman turun ke posisi empat meski kekayaannya relatif stabil di USD 10,5 miliar. Ia diketahui mulai mengalihkan sebagian sahamnya ke lima anaknya, meski kekayaan tetap tercatat atas namanya sebagai pendiri grup.
Keluarga Chirathivat dari bisnis ritel harus merelakan penurunan kekayaan sebesar 13% menjadi USD 8,6 miliar. Hal ini terjadi di tengah lesunya belanja konsumen. Namun pada Oktober lalu, mereka menarik mitra baru, yaitu Dana Investasi Publik Arab Saudi, yang mengakuisisi 40% saham Selfridges dari Signa Holdings Austria. Central Group tetap memegang 60%.
Secara keseluruhan, ada 19 nama dalam daftar yang mengalami penurunan nilai kekayaan. Salah satunya adalah Prayudh Mahagitsiri, raja kopi yang kekayaannya turun setelah kerja sama jangka panjang PM Group dengan Nestle berakhir.
Dua tokoh senior yang sebelumnya masuk daftar, Vanich Chaiyawan (Thai Life) dan Pongsak Viddayakorn (Bangkok Dusit Medical Services), wafat sejak pemeringkatan terakhir. Kekayaan mereka kini tercatat atas nama keluarga masing-masing.
Menariknya, batas kekayaan minimum untuk masuk daftar ini juga turun, dari USD 550 juta tahun lalu menjadi USD 420 juta tahun ini. Empat orang terlempar dari daftar, termasuk Somphote Ahunai dari sektor energi terbarukan, yang perusahaannya Energy Absolute sedang menghadapi tekanan keuangan.