Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia, Tri Wahyudi Saleh, mengumumkan pada hari Rabu (1/5) bahwa Pupuk Indonesia, sebuah BUMN yang bertugas untuk memproduksi dan mendistribusikan pupuk bersubsidi atas mandat dari pemerintah, telah bersiap untuk menyalurkan pupuk bersubsidi sebesar 9,55 juta ton kepada petani terdaftar pada tahun 2024. Rinciannya, pupuk urea akan dialokasikan sebesar 4.634.626 ton, pupuk NPK mencapai 4.415.374 ton termasuk pupuk NPK Formula Khusus, dan pupuk organik sebanyak 500.000 ton.
Kenaikan alokasi subsidi pupuk ini mencakup seluruh wilayah, menunjukkan komitmen yang kuat untuk mendukung sektor pertanian secara keseluruhan. Sebagai contoh, alokasi pupuk di Jawa Barat meningkat menjadi 1.211.550 ton, sementara Jawa Tengah mencapai 1.514.402 ton, Jawa Timur mencapai 1.920.074 ton, Sulawesi Selatan sebesar 798.233 ton, dan Lampung sebesar 803.719 ton.
Para petani yang memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Pertanian Nomor 01 Tahun 2024 berhak menerima pupuk bersubsidi ini. Mereka termasuk dalam kelompok tani yang terdaftar dan memiliki elektronik rencana definitif kebutuhan kelompok (e-RDKK). Pupuk bersubsidi ini ditujukan untuk petani yang bergerak di subsektor tanaman pangan seperti padi, jagung, dan kedelai; tanaman hortikultura seperti cabai, bawang merah, dan bawang putih; serta subsektor perkebunan seperti tebu rakyat, kakao, dan kopi, dengan luas lahan yang diusahakan maksimal 2 hektar, termasuk yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Aturan baru juga memungkinkan evaluasi e-RDKK dilakukan setiap empat bulan selama tahun berjalan. Ini memberikan peluang bagi petani yang belum menerima alokasi pupuk untuk mendaftar selama proses evaluasi berlangsung.
Sebagai produsen pupuk terbesar di Asia Pasifik, Timur Tengah, dan Afrika Utara, Pupuk Indonesia memiliki kapasitas produksi pupuk lebih dari 14,6 juta ton per tahun. Produksi pupuk organik akan ditangani oleh mitra produksi yang tersebar di berbagai daerah. Dengan kapasitas tersebut, Pupuk Indonesia menjadi salah satu penopang penting dalam upaya mencapai ketahanan pangan nasional. Tri menegaskan pentingnya peran aktif petani terdaftar dalam penebusan pupuk melalui kios resmi, dengan memanfaatkan aplikasi i-Pubers (Integrasi Pupuk Bersubsidi). Dia juga menyerukan dukungan dari distributor dan kios resmi, serta pemerintah daerah, provinsi, dan kabupaten/kota dalam menyosialisasikan dan melaksanakan program subsidi pupuk ini, sehingga dapat memberikan kontribusi maksimal bagi program produksi pertanian dan ketahanan pangan nasional.