Ketua Umum GP Ansor Addin Jauharuddin Dianugerahi Penghargaan Sehati Seperjalanan dari KWI

JAKARTA – Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Addin Jauharuddin, menerima penghargaan Sehati Seperjalanan dari Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI). Penganugerahan ini merupakan bentuk apresiasi atas dedikasinya dalam membangun kerukunan antarumat beragama dan menjaga perdamaian di Indonesia serta dunia. Komitmennya dalam mempererat persaudaraan lintas iman semakin mendapat pengakuan setelah terlibat aktif dalam Deklarasi Jakarta – Vatikan, yang ditandatangani oleh Paus Fransiskus di Vatikan pada 21 Agustus 2024.

Penghargaan ini bukan hanya sekadar simbol kehormatan, tetapi juga pengakuan atas kerja nyata yang telah dilakukan oleh Addin dan GP Ansor dalam menanamkan nilai-nilai toleransi dan harmoni di tengah masyarakat. Dalam pandangan Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan KWI, Addin tidak hanya membawa gagasan, tetapi juga mengimplementasikan Pedoman dalam Kebenaran dan Kasih (PDKK) secara nyata dalam setiap gerakannya.

Dalam acara Rapat Pleno Nasional Komisi HAK KWI yang digelar di Kantor KWI Jakarta pada Selasa, 25 Februari 2025, Sekretaris Komisi HAK KWI, Romo Aloysius Budi Purnomo Pr., menegaskan bahwa penghargaan ini merupakan bentuk terima kasih sekaligus ajakan untuk terus berjalan bersama dalam menebarkan perdamaian dan kebersamaan.

“Dengan pemberian anugerah ini, Komisi HAK KWI ingin mengucapkan terima kasih dan ingin menjadi Teman Sehati Seperjalanan. Kami ingin terus beriringan dalam semangat persaudaraan, membangun kehidupan yang penuh kasih dan kedamaian bagi seluruh masyarakat Indonesia,” ujar Romo Aloysius.

Menerima penghargaan ini dengan penuh rasa syukur, Addin Jauharuddin menegaskan bahwa komitmen GP Ansor dalam menjaga persatuan dan keberagaman akan terus diperkuat. Menurutnya, penghargaan ini bukan hanya menjadi kebanggaan, tetapi juga menjadi dorongan bagi kader-kader GP Ansor untuk semakin giat dalam menggerakkan semangat kebersamaan di tengah masyarakat.

“Penghargaan ini memacu dan memicu kami untuk bekerja lebih maksimal lagi, menjadi perekat sekaligus penggerak anak-anak bangsa agar lebih berkontribusi bagi kemajuan negeri. Kita harus terus mengonsolidasikan nilai-nilai kebaikan yang ada dalam diri kita masing-masing, menjadikannya sebagai energi positif untuk membangun bangsa,” ujar Addin.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa Indonesia harus belajar dari pengalaman masa lalu agar tidak lagi terpecah belah oleh isu-isu sensitif seperti SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan). Menurutnya, praktik-praktik diskriminatif, seperti pembatasan kebebasan beribadah dan intimidasi terhadap kelompok minoritas, tidak boleh lagi terjadi di negeri ini.

“Peristiwa-peristiwa kelam seperti penggunaan isu SARA untuk kepentingan politik tidak boleh terjadi lagi. Mempersulit ibadah bagi umat agama lain harus dihentikan. Intimidasi terhadap kelompok-kelompok minoritas tidak boleh dibiarkan. Kita harus terus memperkuat toleransi, tidak hanya dalam aspek keagamaan tetapi juga dalam aspek sosial dan ekonomi agar tidak ada ketimpangan di masyarakat,” tegasnya.

Addin juga menekankan bahwa spektrum toleransi harus diperluas, tidak hanya sebatas hubungan antaragama, tetapi juga dalam aspek sosial dan ekonomi. Baginya, harmoni sejati hanya bisa terwujud jika kesenjangan ekonomi bisa diatasi, sehingga seluruh elemen masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang.

“Kita perkokoh toleransi dalam segala aspek, baik antarumat beragama, sosial, maupun ekonomi. Dengan begitu, kita tidak hanya membangun keberagaman yang harmonis, tetapi juga memastikan kesejahteraan yang merata bagi semua,” ujarnya.

Penghargaan Sehati Seperjalanan tidak hanya diberikan kepada Ketua Umum GP Ansor. Komisi HAK KWI juga memberikan penghargaan serupa kepada para Ketua Umum Organisasi Kepemudaan Lintas Agama lainnya, yakni Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Dzulfikar Ahmad Tawalla, Ketua Umum Pemuda Katolik Stefanus Asat Gusma, Ketua Umum Pemuda Kristen (GAMKI) Sahat MP Sinurat, Ketua Umum Pemuda Hindu (Peradah) I Gede Ariawan, Wakil Ketua Umum Pemuda Buddha (Gemabudhi) Wiryawan, dan Ketua Umum Pemuda Konghucu (Gemaku) JS Kristan.

Sejak penandatanganan Deklarasi Jakarta – Vatikan, para pemimpin organisasi kepemudaan lintas iman ini telah aktif menjalankan berbagai inisiatif bersama sebagai wujud komitmen terhadap deklarasi tersebut. Beberapa kegiatan yang telah mereka lakukan meliputi kunjungan ke tempat ibadah lintas agama, aksi sosial, hingga kegiatan konservasi lingkungan.

Pada 20 Desember 2024, mereka mengunjungi Gereja Kristen Jawa Minomartani dan Gereja Katolik St. Petrus dan Paulus Minomartani di Sleman, Yogyakarta, sebagai bentuk silaturahmi dan penguatan toleransi antarumat beragama. Selain itu, mereka juga melakukan kegiatan penanaman pohon di Nawang Jagad, Kaliurang, Sleman, Yogyakarta, sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan dan keberlanjutan ekosistem.

Tidak hanya itu, perwakilan GP Ansor juga melakukan kunjungan ke Pertapaan Katolik Rawaseneng, sebuah tempat pertapaan yang juga dikenal sebagai pusat produksi peternakan dan pengolahan susu segar. Kunjungan ini bertujuan untuk belajar langsung dari komunitas Katolik mengenai pengelolaan usaha berbasis komunitas, yang dapat dijadikan model untuk meningkatkan kesejahteraan umat di berbagai daerah.

Melalui penghargaan Sehati Seperjalanan, semangat kebersamaan dan kerja sama lintas iman terus dikobarkan, memperkuat komitmen untuk menciptakan Indonesia yang lebih inklusif, toleran, dan sejahtera bagi seluruh warganya.

Subscribe to My Newsletter

Subscribe to my weekly newsletter. I don’t send any spam email ever!