Momentum Optimisme: Bursa Asia Merespons Sentimen Positif dari Wall Street dan Potensi Pangkas Suku Bunga The Fed

Pada Jumat, 10 Mei 2024, Bursa Asia menunjukkan kecenderungan melonjak lebih dari 1%, mengikuti tren reli Wall Street seiring dengan peluang penurunan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed). Sentimen positif ini dipicu oleh data pekerjaan yang mendukung kemungkinan penurunan suku bunga AS, sebagaimana dilaporkan oleh Bloomberg.

Pukul 08.00 WIB, berbagai indeks di Asia menunjukkan performa yang menggembirakan: Nikkei 225 naik 1,53%, Topix Indeks Tokyo naik 1,24%, Hang Seng Index Hong Kong naik 1,22%, dan CSI 300 Index Shanghai naik 0,95%. Namun, Bursa Efek Indonesia (BEI) libur pada hari itu, sehingga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tidak mengalami pergerakan.

Obligasi juga mengalami reli pada hari Kamis sebelumnya karena kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah Australia dan Selandia Baru. Imbal hasil AS bertenor 10 tahun turun empat basis poin menjadi 4,45% pada hari tersebut, didukung oleh penjualan obligasi AS bertenor 30 tahun senilai $25 miliar.

Permohonan tunjangan pengangguran AS minggu lalu naik ke level tertinggi sejak Agustus, melebihi perkiraan, menandakan perlambatan pasar tenaga kerja yang dapat mendukung penurunan suku bunga. Mary Daly, Presiden Federal Reserve Bank of San Francisco, menyoroti bahwa saat ini suku bunga membatasi pertumbuhan ekonomi, meskipun dibutuhkan waktu lebih lama untuk mengembalikan inflasi ke sasaran yang diinginkan.

Chris Larkin dari E*Trade Morgan Stanley menegaskan bahwa investor mungkin telah mengantisipasi penurunan suku bunga The Fed hingga bulan September, namun hal ini tidak menjamin kenyamanan mereka untuk menunggu tanpa batas waktu. Mata uang negara-negara berkembang terus menguat terhadap dolar AS, yang setelah melemah pada hari sebelumnya akibat penurunan imbal hasil AS.

Pada sisi lain, data yang diantisipasi di Asia pada hari tersebut mencakup output industri India dan neraca perdagangan China untuk kuartal pertama. Di samping itu, langkah JPMorgan Chase & Co. untuk menyertakan India ke dalam indeks utang pasar negara berkembang mulai Juni diharapkan akan menarik investor global.

Oversea-Chinese Banking Corp. juga bergerak aktif, menawarkan S$1,4 miliar untuk membeli sisa saham di Great Eastern Holdings Ltd., dengan tujuan memperkuat posisi kepemimpinan manajemen kekayaannya. Perkembangan lainnya, harga minyak terus naik dalam tiga hari berturut-turut, sementara harga emas stabil setelah melonjak lebih dari 1% pada hari sebelumnya. Bitcoin juga mengalami kenaikan, melampaui angka $63.000.

Dalam Konferensi Macquarie Australia di Sydney, Gray menggambarkan bahwa perlambatan pertumbuhan terlihat dalam perekonomian, sementara bank sentral kemungkinan akan bertindak lebih lambat dalam menurunkan suku bunga untuk menghindari kenaikan inflasi. Menurutnya, The Fed akan bersabar dan mungkin hanya akan melakukan satu kali pemotongan suku bunga dalam tahun tersebut jika diperlukan.

Apabila perekonomian melambat, tingkat pengangguran meningkat, dan inflasi turun, The Fed diperkirakan akan menurunkan suku bunga, yang akan menarik banyak pembeli surat utang dan obligasi Treasury AS, sesuai analisis Joe Kalish dari Ned Davis Research.

Subscribe to My Newsletter

Subscribe to my weekly newsletter. I don’t send any spam email ever!